New to Nutbox?

SLC21/WK4 | Stabilizing Fractures- Comprehensive First Aid for Different Types of Breaks

0 comments

steem-wariors
65
9 hours agoSteemit10 min read

Biru Ilustrasi Ucapan Selamat Hari Dokter Nasional Instagram Post_20241122_021739_0000.png

Editor canva

Hallo sahabat steemit yang mulia, saya terus berdoa dan selalu mensyukuri atas nikmat yang mahakuasa yang telah diberikan kesehatan kesempatan umur panjang untuk terus berkarya di sini dan saya doakan juga kepada saudara saya selalu dalam keadaan sehat walafiat, amin, ya rabbal alamin.

Jadi pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak @abdu.navi03 yang telah menyelenggarakan contest ini.Dengan demikian, banyak tempat yang bisa kita rasakan diketahui untuk bisa di eksplor oleh para kontestan dan pengunjung.

Dan saya akan mengikuti kontes ini dengan salah satu trik untuk menarik perhatian para pembaca kepada penulisnya untuk kali ini dengan mengikuti kontes ini saya akan berbagi manfaat dan edukasi kepada yang lain dengan judul pertolongan Pertama Komprehensif untuk berbagai Jenis Patah Tulang.

(Q1):Pasangkan gendongan pada lengan dan belat pada jari saudara kandung, anak, atau teman sebaya. Lampirkan gambar pemasangan dan jelaskan prosedur secara terperinci, dengan menyoroti poin-poin penting untuk imobilisasi dan stabilisasi.

Prosedur Pemasangan Gendongan dan Belat untuk Imobilisasi

Imobilisasi dengan menggunakan gendongan bertujuan untuk menstabilkan cedera pada lengan atau jari guna mencegah pergerakan yang dapat memperburuk cedera. Berikut adalah langkah-langkah terperinci untuk pemasangannya:


1. Persiapan Alat dan Bahan

  • Gendongan: Kain segitiga atau gendongan khusus.
  • Belat: Tongkat kayu, karton tebal, atau belat khusus.
  • Bahan Pelapis: Kain lembut, kapas, atau perban untuk mencegah gesekan langsung dengan kulit.
  • Perban Elastis: Untuk mengikat belat.
  • Sarung Tangan Medis: Untuk menjaga kebersihan.

2. Pemeriksaan Awal

  1. Pastikan posisi korban nyaman. Jika memungkinkan, dudukkan korban.
  2. Periksa area cedera: Apakah ada luka terbuka, bengkak.
  3. Jangan ubah posisi anggota tubuh yang cedera, terutama jika ada rasa sakit atau kemungkinan patah tulang.

3. Pemasangan Belat pada Jari

  1. Posisikan jari dalam posisi alami (tidak melengkung atau tertekuk).
  2. Lapisi jari dengan kain lembut agar belat tidak langsung menekan kulit.
  3. Tempelkan belat di sisi jari yang cedera, sejajar dengan panjang jari.
  4. Ikat belat dengan perban elastis:
    • Pastikan ikatan cukup kuat untuk menstabilkan, tetapi tidak terlalu kencang hingga menghalangi aliran darah.
    • Periksa ujung jari untuk memastikan warna dan suhu kulit tetap normal.

4. Pemasangan Gendongan pada Lengan

  1. Buka gendongan kain segitiga dan posisikan di bawah lengan yang cedera, dengan siku tepat di sudut kain.
  2. Lipat kain ke atas sehingga lengan terbungkus nyaman.
  3. Ikat kedua ujung kain di belakang leher korban, membentuk simpul yang kuat tetapi tidak menyakiti leher.
  4. Pastikan posisi lengan berada sedikit lebih tinggi dari pinggang, dengan sudut siku sekitar 90 derajat untuk kenyamanan maksimal.

5. Pemeriksaan Akhir

  1. Pastikan tidak ada bagian yang longgar atau terlalu kencang.
  2. Periksa kembali sirkulasi darah di area cedera (warna kulit, sensasi, dan suhu).
  3. Pantau respons korban terhadap pemasangan. Jika ada rasa sakit meningkat, longgarkan ikatan sedikit.

Q2: Teliti proses pelepasan helm dalam konteks cedera kepala dan leher, dan jelaskan mengapa penting untuk tidak segera melepas helm jika ada dugaan cedera tulang belakang. Sertakan langkah-langkah untuk pelepasan helm yang aman jika perlu.

Proses Pelepasan Helm dalam Konteks Cedera Kepala dan Leher

Pelepasan helm pada korban kecelakaan, terutama jika ada dugaan cedera kepala dan tulang belakang, merupakan langkah yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Helm yang tidak dilepaskan dengan benar dapat memperburuk cedera, khususnya pada tulang belakang leher.

Mengapa Helm Tidak Boleh Langsung Dilepas?

  1. Risiko Cedera Tulang Belakang : Dugaan cedera pada tulang belakang, terutama di bagian leher, membuat pergerakan yang salah dapat menyebabkan kerusakan saraf yang serius, termasuk kelumpuhan.
  2. Stabilisasi Kepala dan Leher: Helm berfungsi membantu menjaga stabilitas kepala dan leher setelah cedera. Melepasnya secara tidak hati-hati dapat mengganggu posisi tulang belakang.
  3. Minimnya dalam pengetahuan awam: Orang tanpa pelatihan medis sering kali tidak memahami teknik pelepasan helm yang aman, sehingga berpotensi menyebabkan cedera lebih parah.

Langkah-Langkah Melepas Helm dengan Aman

Pelepasan helm hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan, seperti untuk melakukan resusitasi atau memastikan jalan napas korban. Berikut langkah-langkah yang harus diikuti:

  1. Persiapan:

    • Pastikan ada dua orang yang membantu proses ini.
    • Stabilisasi kepala dan leher korban selama proses.
    • Pastikan jalan napas korban tetap terbuka dan perhatikan tanda-tanda pernapasan.
  2. Proses Pelepasan:

    • Orang Pertama: Memegang kepala dan leher korban untuk memastikan stabilitas. Tugas ini penting untuk menjaga posisi tulang belakang.
    • Orang Kedua: Membuka tali pengikat helm dengan hati-hati.
    • Setelah tali pengikat terbuka, tarik helm perlahan-lahan sambil memiringkannya ke belakang (jika memungkinkan). Pastikan gerakan ini tidak menggerakkan leher korban.
    • Orang pertama terus memegang kepala korban hingga helm benar-benar dilepaskan.
  3. Setelah Helm Dilepas:

    • Stabilisasi leher menggunakan alat penyangga (jika tersedia) atau metode manual hingga bantuan medis tiba.
    • Hindari memindahkan korban kecuali benar-benar diperlukan.

Kapan Helm Tidak Dilepas?

  • Jika korban masih bernapas dan tidak ada hambatan jalan napas, helm sebaiknya dibiarkan hingga petugas medis tiba.
  • Hindari pelepasan jika tidak ada indikasi yang mengancam nyawa atau kebutuhan mendesak untuk akses ke jalan napas.

Kesimpulan

Melepaskan helm dalam situasi cedera kepala dan leher adalah tindakan yang berisiko tinggi. Prinsip utama adalah melindungi tulang belakang dari pergerakan yang tidak perlu. Oleh karena itu, pelepasan helm sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis atau orang yang memiliki pelatihan dalam prosedur ini. Jika diperlukan, ikuti langkah-langkah di atas untuk meminimalkan risiko.

(Q3): Bagaimana stabilisasi tulang belakang leher dilakukan? Jelaskan secara terperinci, pastikan Anda menyertakan kapan dan bagaimana menggunakan blok kepala atau stabilisasi manual. Lampirkan foto atau video diri Anda yang menunjukkan teknik stabilisasi tulang belakang leher yang tepat.

Stabilisasi tulang belakang leher adalah prosedur penting untuk mencegah cedera lebih lanjut pada pasien dengan kemungkinan trauma tulang belakang. Teknik ini dilakukan ketika ada risiko cedera tulang belakang leher, seperti pada kecelakaan kendaraan, jatuh dari ketinggian, atau trauma lainnya. Berikut adalah penjelasan terperinci tentang prosedurnya:


Prosedur Stabilisasi Tulang Belakang Leher

  1. Identifikasi Situasi

    • Lakukan penilaian cepat terhadap situasi untuk menentukan risiko cedera tulang belakang leher. Perhatikan mekanisme trauma, posisi tubuh pasien, dan tanda-tanda cedera (nyeri leher, kelemahan, atau kelumpuhan).
  2. Stabilisasi Manual

    • Jika cedera tulang belakang dicurigai, stabilisasi manual adalah langkah awal yang dilakukan:
      • Tempatkan tangan di kedua sisi kepala pasien, pegang kepala dengan kedua tangan sehingga leher tetap dalam posisi netral.
      • Hindari memutar atau menekuk kepala selama proses ini.
      • Teknik ini dilakukan hingga alat bantu seperti blok kepala atau bidai tersedia.
  3. Pemasangan Blok Kepala

    • Setelah stabilisasi manual dilakukan, gunakan alat bantu seperti head block (blok kepala) untuk melanjutkan stabilisasi:
      • Tempatkan blok kepala di kedua sisi kepala pasien saat ia berbaring telentang di atas papan.
      • Pasang sabuk pengaman atau tali pengikat untuk memastikan kepala tidak bergerak.
      • Periksa posisi pasien untuk memastikan leher tetap dalam posisi netral dan nyaman.
  4. Penggunaan (Penyangga Leher)

    • Pasang penyangga leher pada pasien. Penyangga ini membantu mempertahankan posisi tulang belakang leher selama transportasi atau evaluasi lebih lanjut.
  5. Transportasi Pasien

    • Pindahkan pasien ke spine board dengan teknik log-roll atau angkat tim (jika tersedia tim medis) untuk menghindari gerakan yang memperburuk cedera.
    • Pastikan kepala, leher, dan tubuh pasien secara aman sebelum transportasi ke fasilitas kesehatan.

Kapan Menggunakan Teknik Tertentu

  • Stabilisasi Manual: Dilakukan segera setelah trauma, terutama jika alat bantu belum tersedia.
  • Blok Kepala: Digunakan setelah pasien diposisikan pada spine board untuk stabilisasi jangka panjang digunakan bersama dengan blok kepala untuk memberikan dukungan tambahan.

Catatan Tambahan

  • Prosedur ini harus dilakukan oleh petugas terlatih untuk mencegah cedera lebih lanjut.
  • Jika ragu atau tidak terlatih, prioritaskan panggilan layanan darurat.

Saya tidak dapat melampirkan foto atau video diri saya, tetapi Anda bisa mencari panduan visual dari sumber terpercaya seperti lembaga pelatihan pertolongan pertama (misalnya, Palang Merah atau organisasi medis). Jika memerlukan gambar instruksi, saya dapat membuat ilustrasi simulasi teknik stabilisasi leher. Apakah Anda ingin saya membuat gambar simulasi?

(Q4): Bayangkan Anda menghadapi orang yang tidak sadarkan diri dengan fraktur majemuk di lengan, pendarahan hebat, tidak ada denyut nadi di radius distal, dan pernapasan terbatas. Bagaimana Anda akan memprioritaskan dan menangani situasi tersebut? Jelaskan setiap langkah secara terperinci, termasuk cara Anda mengendalikan pendarahan, menstabilkan fraktur, dan mengatasi masalah pernapasan.

Situasi ini sangat kritis karena melibatkan beberapa masalah yang mengancam jiwa. Berikut adalah langkah-langkah penanganannya, berdasarkan prioritas medis:

1. Penilaian Keamanan Lokasi

  • Pastikan lokasi aman: Sebelum mendekati korban, pastikan area aman dari bahaya (seperti kendaraan atau benda berbahaya).
  • Gunakan alat pelindung diri: Sarung tangan dan masker untuk melindungi diri dari infeksi.

2. Penilaian Awal dan Prioritas Penangan Pastikan jalan napas korban terbuka.Jika tidak sadar, gunakan jika dicurigai ada cedera tulang belakang.

  • (pernapasan): Amati pola napas. Jika pernapasan terbatas atau tidak efektif, segera beri bantuan napas buatan atau oksigen (jika tersedia).
  • (sirkulasi): Kontrol pendarahan berat terlebih dahulu karena ini adalah prioritas utama. Denyut nadi radial distal yang hilang menunjukkan gangguan sirkulasi.
  • Disability (kesadaran): Evaluasi tingkat kesadaran.
  • (paparan): Periksa tubuh korban secara keseluruhan untuk mencari cedera lain, tetapi cegah hipotermia dengan menjaga tubuh tetap hangat.

3. Penanganan Pendarahan Hebat

  1. Tekanan langsung:
    • Gunakan kain bersih atau balutan steril untuk memberikan tekanan langsung pada area yang berdarah.
    • Jika pendarahan tidak terkontrol, gunakan ** di atas lokasi cedera, tetapi jangan lebih dari 2 jam.
  2. Evaluasi pendarahan:
    • Setelah menghentikan pendarahan, pastikan aliran darah ke bagian distal (jika memungkinkan).

4. Stabilisasi Fraktur

  1. Imobilisasi lengan:
    • Jangan mencoba meluruskan tulang yang patah.
    • Gunakan bidai untuk menstabilkan fraktur, pastikan tidak memperparah cedera.
    • Bungkus lengan dengan bahan lembut untuk mencegah pergerakan.
  2. Perhatikan sirkulasi distal:
    • Jika tangan dingin atau sianosis, reposisi secara perlahan hanya jika Anda terlatih, untuk mengembalikan aliran darah.

5. Penanganan Pernapasan Terbatas

  1. Evaluasi penyebab:
    • Cari tanda-tanda trauma dada atau cedera lain yang memengaruhi pernapasan.
  2. Bantuan napas:
    • Jika korban tidak bernapas atau napas tidak efektif, lakukan resusitasi mulut ke mulut atau gunakan kantong resusitasi.
    • Jika ada kemungkinan cedera dada, perhatikan gejala pneumotoraks (misalnya dada asimetris, suara napas berkurang).

6. Transportasi Darurat

  • **Segera hubungi layanan darurat.
  • Informasikan kondisi korban, termasuk pendarahan hebat, fraktur majemuk, dan masalah pernapasan.
  • Pastikan korban tetap stabil selama transportasi.

7. Observasi dan Dokumentasi

  • Monitor tanda vital: Napas, denyut nadi, dan kesadaran.
  • Catat waktu:pendarahan dihentikan, atau langkah lain yang telah dilakukan.

Catatan Penting

  • Dalam situasi darurat ini, prioritas pertama adalah mengendalikan pendarahan karena korban dapat kehilangan nyawa.
  • Pastikan korban terus dimonitor hingga bantuan profesional tiba. Jika Anda tidak terlatih, lakukan hanya langkah dasar sambil menunggu tenaga medis.
(Q5): Buat infografis (ilustrasi visual) tentang penanganan patah tulang. Desain Anda harus menyoroti langkah-langkah utama seperti cara melumpuhkan anggota tubuh yang cedera, memasang bidai, dan menstabilkan tulang belakang. Pastikan infografis mudah dipahami dan memandu pengguna secara visual melalui proses tersebut.

Screenshot_20241122-000834_2.png

Hasil screenshot

Berikut adalah infografis yang menjelaskan langkah-langkah utama dalam penanganan patah tulang, termasuk melumpuhkan anggota tubuh yang cedera, memasang bidai, dan menstabilkan tulang belakang.

Dan saya mengajak kepada 3 orang untuk rekan saya yang terhormat kepada @kausar2k @neelofar @ulfatulrahmah semoga teman-teman semuanya bisa berkumpul untuk melakukan kontes ini yang diadakan oleh @abdu.navi03 dan saya mengucapkan terimakasih juga rekan yang lain juga ikut berpartisipasi dalam program ini terimakasih.

CC:)
(Dr.@abdu.navi03)
(Dr.@huzaifanaveed1)

We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available.
Click Here

Orange Bright Colorful Modern Abstract Money Finance YouTube Thumbnail _20241119_135900_1.png

SALAM HORMAT
@steem-wariors
ABOUT ME

Comments

Sort byBest