سَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai sobat steemian semuanya dimanapun anda berada, bagaimana kabar anda hari ini? semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin. Hari ini saya kembali membagikan aktivitas sehari-hari dalam The Diary Game.
Sejak memasuki bulan November hampir setiap hari di daerah tempatku tinggal turun hujan. Tidak terkecuali pagi hari ini, hujan yang turun sejak tadi malam membuat jalan di pasar Keude Amplah menjadi becek. Sebenarnya jalan tersebut sudah teraspal beberapa tahun yang lalu tetapi karena ada permainan unsur politik makanya jalan ini tidak teraspal sampa sekarang.
Setiap memasuki musim pemilihan kepala daerah seperti sekarang ini semua kandidat yang bertarung berjanji akan mengaspal jalan ini jika mereka terpilih sebagai kepala daerah nanti. Wah, kenapa pula saya berbicara ngelantur jauh kesitu. Padahal saya pergi ke pasar Keude Amplah untuk membeli kopi bungkus di warung kopi langganan saya, hehehe.
Tetangga sekaligus teman saya Abdul Adib mengajak saya untuk ikut bersamanya makan nasi “Khanduri Blang” di Desa Gampong Teungoh Kecamatan Nisam. Saya merasa sangat senang mendapat ajakan tersebut karena sudah lama sekali saya ingin makan khanduri blang bersama-sama dengan warga yang berprofesi sebagai petani. Saya rada malu-malu pergi ke acara syukuran semacam ini, mungkin siapa tahu ada warga yang tidak menginginkan saya kesana seperti yang pernah saya dengar dari orang-orang bahwa yang tidak memiliki dan menggarap sawah sulit mendapat bagian nasi khanduri blang.
Tetapi perkiraan saya sangat jauh meleset, sebab begitu saya tiba di Desa Gampong Teungoh, rata-rata warga yang mengenal dengan saya langsung mengarahkan untuk naik ke “Meunasah”. Acara syukuran “Khanduri Blang” di Desa Gampong Teungoh kali ini tidak mengambil tempat di areal persawahan seperti biasa karena sedang musim hujan. Lagi pula tadi malam hingga pagi hujan turun dalam waktu yang lama sehingga akses jalan menuju areal sawah sangat becek sekali. Oleh sebab itu acara syukuran “Khanduri Blang” mengambil tempat di meunasah desa setempat.
Setelah pembacaan doa, nasi dibagikan oleh panitia secara merata. Masing-masing warga yang hadir mendapat dua bungkus nasi putih, bahkan jika mau tambah lagi akan diberikan satu bungkus nasi putih lagi oleh panitia. Bungkusan nasi putih yang telah dibagikan disuruh buka karena sebentar lagi anggota panitia lainnya akan membagikan kuah khanduri blang yang paling ditunggu-tunggu oleh warga. Kuah “Khanduri Blang” ini rasanya sangat enak sekali. Kuah ini berasal dari sumbangan masing-masing warga yang menggarap sawah di desa tersebut.
Sebagaimana tradisi sejak dulu, masing-masing warga ini memasak satu ekor ayam kampung dengan gulai kesukaan masing-mading. Ada yang memakai putik pisang, ada yang memakai buah labu, dan ada pula yang memakai hati batang pisang. Kemudian masakan warga ini dikumpulkan dan disatukan oleh panitia dalam satu wadah besar lalu diaduk merata. Nah, kuah inilah yang sangat dinantikan-nantikan oleh warga termasuk saya. Perlu diketahui bahwa kuah “Khanduri Blang” tidak dijual di warung. Keberadaannya hanya saat-saat seperti ini menjelang musim tanam turun ke sawah.
Tiba saatnya kuah “Khanduri Blang” dibagikan secara merata oleh panitia. Saya membuka kedua bungkus nasi putih tadi supaya bisa mendapat lebih banyak campuran kuah kari ayam kampung dari panitia. Sudah lama sekali saya idam-idamkan tetapi baru kali ini keinginan saya makan nasi “Khanduri Blang” terpenuhi. Saya sangat lahap memakannya hingga-hingga dua bungkus nasi saya habiskan dalam waktu sekejap. Saya benar-benar sangat kenyang sekali sampai-sampai tak sanggup berdiri lagi 🤣🤣. Puas rasanya…
Saat pulang dari syukuran “Khanduri Blang” saya melihat sebuah truck Colt Diesel mogok ditengah jalan. Truck tersebut tidak mau menyala saat distarter karena mengalami masalah pada sistem pompa bahan bakar. Melihat supir truck berusaha memperbaikinya seorang diri, saya turun dari sepeda motor untuk membantunya ikut memompa sistem bahan bakar truck tersebut secara manual supaya bisa beroperasi lagi seperti semua. Saya ikut membantu karena teringat pada diri sendiri seandainya mobil yang saya kendarai tiba-tiba mogok ditengah jalan, belum tentu semua orang mau membantu.
Demikian cerita singkat saya dalam tajuk The Diary Game pada edisi kali ini. Terima kasih atas waktunya berkenan membaca tulisan saya ini dan memberi dukungan sebagai penyemangat bagi saya untuk selalu menghadirkan karya-karya yang lebih baik lagi.
Semua foto yang ditampilkan disini diambil dengan iPhone 12 Pro Max saya.
Salam hormat,
@yuswadinisam