Sehari Sebelum Perayaan Maulid Di Rayakan

muksa -

Hai teman steemians?
Salam dan apa kabar, Dimanapun anda berada saya harap anda semua dalam keadaan sehat-sehat selalu. Kembali lagi dengan cerita saya, hari yang sibuk dengan tugas rumah membantu istri menyiapkan persiapan khenduri "Hidangan Masakan Makanan" untuk perayaan maulid yang akan berlangsung besok. Ini juga sudah menjadi tanggung jawab sebagai kepala keluarga..

Sesuai dengan adat dan budaya, saya ikut merayakan hari maulid di tempat tinggal saya dengan menyiapkan berbagai sajian hidangan khenduri kecil-kecilan (ketergantungan finansial) supaya adat ini terus berlanjut dari generasi ke generasi untuk mengingat betapa pentingnya perayaan maulid yang dapat menjaga kesatuan umat atas rasa syukur ke pada ALLAH SWT, Yang menuntun kita ke jalan kebaikan.

Suasana Pagi Adanya Suara Ayam Penyembelihan

Pergerakan demi persiapan sudah terlihat sebelum dua hari menjelang maulid di tempat tinggal saya. Dan hari ini hari yang di tunggu oleh warga tempat tinggal saya untuk menyiapkan semua pertanyaan dengan penuh semangat. Acara maulid indentik dengan adanya penyembelihan ayam kampung yang masih berkembang di desa saya meskipun kegiataan ini sudah terbilang langka karena bergantian zaman yang dapat mempengaruhi citra bangsa di era melenial..

Semenjak pagi suara keributan ayam sudah terdengar dari segala sudut desa tempat tinggal saya. Warga berkumpul dan membawa ayam peliharaan ke area penyembelihan. Teriakan suara ayam menarik saya untuk melihatnya yang berdampingan dengan rumah saya, saya melihat semangat warga menyelesaikan penyembelihan secara bergantian dan ayam di angkat setelah pemulihan penyembelihan untuk di bersihkan bersama kerabat yang sudah menunggu di masing-masing rumah.

Dipasar Untuk Membeli Penambahan Kebutuhan Lagi

Berbeda dengan saya, meskipun kemaren sudah menyiapkan segala kebutuhan persiapan dari daging ayam - udang dan ikan tetapi saya harus kembali lagi ke pasar karena daging ayam dan ikan masih kurang. Setelah ibu saya datang dan menyesuaikan hidangan masakan yang akan dibagikan. Sehingga dengan cepat saya pergi ke pasar tujuan dan lansung mencari kebutuhan penambahan yang akan kami siapkan.

Saya masuk ke pasar dan memesan ayam lima Kilogram penambahan seperti yang istri saya sampaikan sambil menunggu ayam di bersihkan oleh pedagang saya masuk ke pasar ikan yang tidak jauh dari pedagang ayam, disini saya juga memesan satu kilogram udang dengan harga IDR,70000/kilonya, ditempat yang saya juga sekaligus memesan ikan bandeng satu kilogram, saya membayar harga ikan dan udang lalu kembali ke pedagang ayam untuk mengambil pesanan ayam, usai itu saya bergegas pulang dengan durasi seperti saya datang.

Awal Dari Kesibukan, Membersihkan Ayam Dan Membantu Istri Dalam Meracik Masakan

Saya tidak mengundang banyak kerabat mengingat acara yang kami buat hanyalah acara kecil-kecilan karena pengaruh finansial. Namun saya mengundang ibu dan bibi untuk datang supaya membantu kami hari ini. tetapi saat ini hanya ibu dan adik perempuan yang datang lebih awal, karena kurangnya tenaga saya ikut membantu dalam membersihkan ayam sambil menunggu bibi datang, sedang ibu harus menyiapkan bumbu giling. Kami memiliki kesibukan dari masing-masing orang.

Kami mempunyai kesibukan untuk menyelesaikan tujuan. Saat ini saya harus berperan lebih penting sebagai kepala keluarga. Terkadang saya harus pindah untuk memarut kelapa dan pergi ke toko runcit untuk membeli bahan yang lupa. Pokoknya hari ini saya tetap standby apapun keadaannya. Bahkan menjaga anak-anak agar tidak menggangu ibunya memasak.

Baru Siap Makan Siang, Kulit Ayam Gurih

Suasana yang berbeda yang tidak pernah terjadi sebelumnya, dapur terasa hidup lebih banyak suara yang membuat isi rumah terlihat ramai. Saya merasa senang bisa membawa keluarga selalu bahagia dengan kegembiraan dari masing-masing orang meskipun dalam kesibukan, justru ini hari yang menyenangkan. Saya melihat masakan baru saja di mulai, beberapa racikan resep sudah ibuku siapkan. Disini saya merasa sedikit lega karena tugas mulai berkurang, tetapi saya tetap harus berada di dalam ruangan untuk menjaga anak-anak sambil menunggu makan siang tiba.

Keterbatasan tempat memasak yang kami memiliki bisa menghambat hidangan masakan sehingga menu masakan tidak bisa di hidangkan dengan cepat, waktu makan siang sudah terlewati yang membuat kami dan anak-anak mulai kelaparan, namun ibu saya menghidangkan menu makan siang dalam satu kompor untuk kami makan meskipun di luar waktu makan siang.

Setelah hidangan menu makanan siap, kami menyelesaikan makan siang sebelum kembali kesibukan, tentang menyiapkan hidangan. Menikmati kulit ayam kari sambil membuat obrolan dalam makan siang. Betapa senangnya bisa berkumpul dengan keluarga meskipun tempat terlihat sederhana memberi kesan yang bermakna. Setelah makan siang selesai, ibu adik dan istri saya kembali memasak.

Menjemput Bibi Di Halte Simpang Cebrek

Waktu berlalu masih dalam kesibukan hingga menjelang sore tiba-tiba saya mendapat kabar dari WA bibi, bahwa bibi hampir tiba ketempat tunggu sesuai yang sudah di sampaikan sebelumnya. Karena bibi memilih halte terdekat yang membuat saya lebih mudah untuk menjemput bibi, sehingga dengan cepat saya berangkat mengarah ke halte simpang ceubrek untuk menjemput bibi.

Setibanya disana, saya melihat halte masih sepi, saya menunggu bibi di halte. Tak lama kemudian bibi datang dari arah barat dengan bus angkutan. Saya menebak itu bibi karena angkutan berdiri di tepi jalan, ternyata tebakan saya mengarah saya lansung menghampiri bibi dengan berjalan kaki dan membantu bibi menyebrang jalan dan kami pulang kerumah.

Kedatangan bibi menambahkan semangat istri dan sang ibu karena penyajian hidangan masakan akan lebih cepat terhidang meskipun sudah malam, setidak tugas mulai berkurang karena tugas sudah kebagian. Saya hanya membantu yang dapat saya lakukan, terkadang saya keluar untuk membeli bahan yang digunakan hingga larut sore saya membersihkan diri dan menyelesaikan shalat magrib.

Membungkus 230 Pulut Bersama Keluarga

Malam, setelah malam malam bersama keluarga saya kembali mengambil bagian dari kesibukan untuk membungkus pulut dengan daun pisang, ini sudah menjadi kebiasaan maulid untuk menyiapkan pulut kedalam bagian. Disini saya tidak sendirian, saya di bantu oleh ayah adik-adik saya yang menjadi tamu untuk membantu saya membungkus pulut sebelum mereka pulang. Disini kami berbagi cerita yang membuat malam ini begitu bahagia adanya canda tawa.

Ini membutuhkan waktu yang terbilang lama dalam menyiapkan pulut bungkus, tetapi berkat bantuan dari tamu saya pulut terbungkus dengan cepat, namun melihat waktu adik lelaki dan ayah harus pulang lebih cepat karena malam hampir larut. Saya masih melanjut membungkus pulut bersama ibu, bibi dan istri meskipun mata sudah mulai lelah. Kami berempat membungkus sisa pulut dan kami menyelesaikan itu hampir larut malam. Lalu saya menghitung jumlah pulut 230 buah. Itu lebih dari cukup.

Anak-anak Tertidur Pulas

Saya melihat adik bersama putra saya sudah tidur duluan. Meraka tidur begitu pulas, tetapi saya harus mengangkat mereka untuk tidur di kamar karena disini banyak nyamuk. Dan saya juga memilih tidur di ruang depan karena kamar sangat terbatas hanya dapat di gunakan oleh 4 orang itu pun tidur di lantai. Saya menyadari karena saya hidup saya begitu sederhana. Lalu saya menghilangkan lelah dengan tidur, saya tidur lebih agar besok dapat beraktivitas kembali di waktu yang tepat.

Hanya sekian dari cerita saya, mohon maaf jika terdapat kesalahan dari kata-kata saya di atas. Semoga hari anda menyenangkan. Terima kasih sudah singgah di post saya. Sampai jumpa
🙏-_-🙏

Perkenalan Saya || Tentang Saya

Salam @muksa