Sore ini saya duduk di teras belakang rumah sambil melihat ke 4 anak saya bermain, berlari dan tertawa. Usia mereka tidak begitu jauh berbeda karena hanya berjarak 2 tahun dari yang ke dua hingga yang ke lima, sedangkan si sulung sudah bersekolah di MTsn tingkat sekolah menengah pertama, dan enggan bermain sehingga menghabiskan waktu sore itu di ruang TV.
Seketika otak kanan saya berpikir sebagai salah satu respon imajinasi, seni, serta mengekspresikan emosi yang datang secara tiba-tiba. Lewat Gadget yang saya pegang, saya pun mulai mengambil satu aplikasi mengetik yang sering saya gunakan untuk membuat cerita dalam bentuk postingan.
Tema yang terlintas sebagai respon mengekspresikan emosi dalam bentuk tulisan adalah tentang mereka yang bergerak kesana kemari tanpa henti yang di depan mata. Beberapa pertanyaan mereka tanyakan di saat bermain tersebut, sehingga saya juga harus memanfaatkan Lonjakan dopamin (salah satu bagian otak yang menanggapi pertanyaan) untuk memberikan jawaban kepada mereka sambil mengetik huruf demi huruf.
Dalam membuat ketikan tersebut saya merujuk pada perkataan yang pernah di katakan oleh salah seorang teman, yang berbeda 15 tahun lebih tua dari saya. Dalam satu kesempatan dia pernah mengatakan kepada saya, bahwa anak mempunyai 5 kedudukan bagi orang tua mereka, dan itu dapat saya ingat dengan baik.
Walau tidak secara berurutan, kelima kedudukan tersebut saya ingat kembali saat saat mengetik postingan ini.
Pertama anak adalah Perhiasan dunia, mereka tidak kekal untuk di miliki sebagaimana juga kita yang tidak kekal hidup di dunia. Anak merupakan keindahan yang memiliki nilai-nilai kebaikan, serta menjadi manfaat bagi orang tua dan keluarganya. Keindahannya hanya di dunia sebagai perhiasan, mereka merupakan hal berharga yang kita miliki, namun sayangnya tidak kekal untuk selamanya.
Yang kedua anak adalah Penyejuk hati, saya merasakan benar-benar rasa tersebut. Rasa lelah diluar rumah, ditambah lagi dengan urusan mengurus mereka menjadi hal yang sangat melelahkan. Tetap senyum, canda, tawa dan kebahagian yang mereka tunjukkan adalah obat dari segala obat kesusahan hati, benar-benar menjadi penyejuk hati bagi orang tua. Hal ini tentu saja bertambah, jika anak yang kita rawat dan besarkan, mampu mengingat nilai-nilai keimanan, kebaikan dan berdiri tegak dengan ketaatan kepada tuhan, hal ini tentu jauh lebih lagi menyejukkan hati.
Bentuk ketaatan yang mampu menenangkan hati adalah dengan memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik, ucapan yang sopan dan santun saat di dengar, dan tentunya mentaati segala perintah agama, di sinilah letak anak sebagai penyejuk hati.
Kedudukan anak yang ketiga adalah sebagai Garis keturunan, ini jelas karena mereka adalah pewaris dari sifat-sifat yang terdapat pada orang tua mereka. Dan lewat mereka akan hadir generasi-generasi selanjutnya yang mewariskan sifat-sifat tersebut, di sini penting bagi kita sebagai orang tua, untuk menanamkan nilai kebaikan alam hidup, serta mengarahkan mereka untuk senantiasa taat kepada tuhan, sehingga sifat-sifat baik tersebut menjadi hal turun temurun yang terus dilakukan orang garis keturunan kita selanjutnya.
Namun kedua kedudukan tersebut akan bertolak belakang dengan 2 kedudukan lainnya. Dan ini tentu dapat membuat orang tua terus berusaha agar memberikan dan mengarahkan anak-anak mereka kepada hal-hal yang baik dan bermanfaat, sehingga kedua kedudukan berikutnya tidak menjadi hal yang tidak kita harapkan hadir dan ada dari anak-anak kita.
Ke empat, anak menjadi Cobaan atau fitnah, hal yang dapat dipastikan tidak satu orang pun orang tua menginginkan hal tersebut. Sepengetahuan saya, cobaan yang dimaksud adalah tentang seberapa mampu orang tua merawat dan membesarkan anak-anak mereka dengan segala tingkah laku yang ada pada mereka, karena anak-anak sering membuat hal yang memusingkan kepala dalam perjalanan membesarkan dan merawat mereka baik. Kesabaran dalam membesarkan mereka, akan menjadi cobaan jika tidak memiliki kesabaran.
Sedangkan anak menjadi Fitnah dikarenakan kasih sayang yang berlebih kepada anda, sehingga kita mengabaikan kedekatan kita dengan tuhan atas dasar saya kepada mereka. Dari rasa sayang tersebut menjadi dorongan untuk mencintai mereka, sehingga melanggar segala ketetapan tuhan karena alasan kasih sayang tersebut.
Dan kedudukan terakhir atau yang kelima pada anak adalah, anak akan menjadi musuh bagi orang tua. Sadis terdengar, namun seperti itu adanya. Hal sederhananya adalah dimana karena sayang kita kepada anak, kita melupakan segala bentuk ibadah yang menjadikan anak sebagai penghalang. Bahkan karena alasan kasih sayang, kita berani melanggar ketentuan tuhan dan juga berbuat dosa. Contoh sederhana, karena alasan sayang yang melihat dia tidur terlalu nyenyak, kita tidak memerintahkan Meraka untuk sholat subuh misalnya, padahal itu tindakan yang salah atas dasar kasih sayang. Inilah mengapa anak juga dapat menjadi musuh bagi orang tua, hal yang harus kita hindari.
Itulah catatan sederhana sore ini, menjadi hal yang mengingatkan saya kembali bahwa anak adalah anugerah dan nikmat yang Allah berikan kepada sepasang hamba, mereka dapat penawar dan juga dapat menjadi musuh serta cobaan bagi sepasang hamba tersebut. Selain sebagai anugerah dan nikmat dari Allah SWT, anak juga dapat menjadi ujian dan cobaan bagi orang tua mereka.
Period | 16 August to 16 November 2024 |
---|---|
Transfer to Vesting | 1,718.615 Steem |
Cash Out | 0 Steem |
Result | Club100 |
CSI | 12.3 (0.00 % self, 75 upvotes, 59 accounts, last 7d) |