#club100||Menjadi Petani: Peluang Bisnis Mengatasi Pengangguran

Menjadi Petani: Peluang Bisnis Mengatasi Pengangguran

Salah satu permasalahan utama yang dihadapi berbagai negara di dunia terutama negara berkembang dan negara miskin adalah angka pengangguran yang sangat tinggi, bahkan Pengangguran terjadi pada mereka yang yang baru saja lulus dari perguruan tinggi atau berpendidikan tinggi sehingga menjadi beban bagi pemerintah

Angka pengangguran yang tinggi khususnya di kalangan Pemuda dan angkatan kerja usia produktif dapat menjadi bom waktu dan menyebabkan berbagai permasalahan sosial lainnya seperti tingginya angka kriminalitas dan juga berhubungan langsung dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari pada tingkat yang paling mendasar atau mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang layak

Para pemuda khususnya yang penganggur harus jeli melihat potensi yang ada di sekitarnya untuk bisa dijadikan sebagai peluang bisnis, bagi pemuda yang tinggal di daerah dengan area persawahan atau perkebunan yang luas menjadi petani adalah pilihan yang yang tepa, sedangkan bagi yang tinggal di daerah pesisir pantai bisa saja memanfaatkan potensi di bidang perikanan termasuk budidaya udang dan dan jenis ikan lainnya yang dilakukan di tambak

Salah satu peluang bisnis atau usaha yang menurut saya layak untuk dilakukan khususnya oleh para pemuda termasuk mereka yang lulusan perguruan tinggi adalah menjadi petani, memang terkadang banyak para pemuda yang merasa gengsi menjadi petani karena ada anggapan mereka harus bekerja di kantor atau menjadi pengusaha hebat, ahli komputer, menjadi dokter menjadi insinyur dan berbagai profesi lainnya yang dalam pandangan masyarakat dianggap memiliki kedudukan yang tinggi dan penghasilan yang tinggi

Saya hanya ingin membagikan beberapa peluang yang menurut saya sangat bagus untuk ditindaklanjuti oleh para pemuda terutama mereka yang menganggur atau baru saja melakukan perkawinan dan tidak punya pekerjaan tetap, karena banyak negara termasuk Indonesia memiliki lahan pertanian yang luas dan subur dan juga lahan perkebunan bahkan hutan yang masih sangat luas yang bisa digarap dengan potensi penghasilan yang menjanjikan dan memberikan kesejahteraan yang layak untuk kehidupan kita yang lebih baik

Saya tidak akan membicarakan detail tentang bisnis pertanian seperti menanam padi atau bisnis perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit atau Perkebunan karet atau perkebunan Kakao, karena saya yakin di setiap negara biaya yang dikeluarkan tentunya akan berbeda-beda untuk berbagai kebutuhan mulai dari menggarap lahan, menyiapkan benih tanaman, menyiapkan biaya untuk pupuk dan perawatan serta pestisida dan juga berbagai biaya lainnya sampai dengan selesai proses panen dari tanaman tersebut

Saya hanya akan menggambarkan Secara garis besarnya saja dan memberi inspirasi khususnya kepada para pemuda agar tidak merasa gengsi atau merasa malu, apalagi bagi para pemuda yang lulusan perguruan tinggi atau fresh graduate menjadi petani bukan sesuatu yang memalukan, menjadi petani bisa juga mencapai omset puluhan juta rupiah perbulan yang penting kita mau bekerja secara halal dan jujur

Bahan pangan seperti padi dan gandum akan selalu menjadi kebutuhan utama umat manusia dimanapun berada di seluruh belahan dunia, maka dipastikan harganya akan selalu meningkat dan mempunyai potensi pasar yang besar sehingga cocok untuk menjadi sebuah peluang bisnis dan dikembangkan secara baik

Pengalaman saya setelah menikah dan tinggal di desa bersama istri saya,selain bekerja menjadi pegawai di kantor urusan agama Kecamatan saya juga mencoba menjadi petani dengan lahan garapan sawah yang tidak terlalu luas lebih kurang setengah hektar dan dapat ditanam dalam satu tahun dua kali dengan adanya sistem irigasi yang baik dan memadai

Secara garis besar dapat saya Gambarkan tahapan untuk menanam padi dan biaya yang dikeluarkan dengan ukuran lahan Seperti yang saya lakukan yaitu 0,5 hektar, untuk benih biasanya saya tidak lagi perlu membelinya karena kami mengambil dari benih hasil panen yang lalu, selanjutnya untuk biaya pembajakan sawah menggunakan traktor dan biaya tanam yang dilakukan secara manual lebih kurang Rp1.000.000 atau sekitar 250 steem, selanjutnya biaya perawatan dan biaya pemupukan serta penyemprotan pestisida bila dihitung secara rata-rata lebih kurang Rp. 2.000.000 atau setara dengan 500 steem, sedangkan biaya yang lebih besar diperlukan untuk biaya panen, yang mencapai Rp3.000.000 atau sekitar 750 steem, namun hal tersebut terkadang dapat kita hemat bila menggunakan mesin pemotong padi yang bekerja secara otomatis sehingga tenaga manual manusia yang dipakai menjadi berkurang dan dapat menghemat biaya yang dikeluarkan

Dalam waktu lebih kurang 4 bulan dengan biaya seperti yang telah saya Sebutkan di atas lebih kurang Rp6.000.000 atau sekitar 1500 steem, ketika panen petani bisa mendapatkan hasil lebih kurang 2,5 ton padi yang bila dijual dengan harga saat ini sekitar Rp5.000 atau atau 1,25 steem, ehingga bila ditotal kan mencapai Rp. 12.500.000 atau sekitar 3.200 steem, sehingga petani mendapat keuntungan lebih kurang 6,5 juta atau sekitar 1600 steem.

untuk konversi dengan nilai steem atau SBD saya tidak bisa terlalu memastikan secara tepat karena saat ini harga steem dan SBD sangat fluktuatif, namun dari gambaran secara umum yang saya sampaikan di atas terdapat keuntungan yang walaupun tidak terlalu besar namun dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dari para petani

pemerintah hanya perlu memastikan ketersediaan pupuk yang terjangkau dan juga berbagai pestisida lainnya serta benih yang berkualitas dan memastikan sarana irigasi terawat dengan baik, bahkan untuk Negara kita Indonesia pemerintah telah memberikan bantuan secara tidak langsung baik melalui subsidi harga pupuk yang diberikan kepada para petani atau bantuan langsung seperti penyaluran benih berkualitas.

Selain menjadi petani dengan menggarap persawahan dengan menanam padi, prospek peluang bisnis yang sangat menjanjikan dan harganya sedang booming saat ini adalah perkebunan terutama kelapa sawit, saat ini harga sawit sedang mengalami kenaikan yang cukup tinggi bahkan di Indonesia selama beberapa bulan terjadi kelangkaan minyak goreng dan harga kelapa sawit naik sampai Rp3.000 per kilogram atau setara 0,8 steem.

Untuk daerah tempat tinggal kami di Aceh Utara, prospek perkebunan kelapa sawit juga sangat menjanjikan karena masih luasnya lahan yang tersedia bahkan banyak lahan yang tidak ditanami terbengkalai begitu saja hal ini sangat bagus untuk peluang para pemuda untuk dapat membuka usaha di bidang perkebunan kelapa sawit atau perkebunan lainnya

Untuk prospek bisnis perkebunan kelapa sawit baik menjadi petani yang menanam kelapa sawit atau menjadi pembeli dari beri kelapa sawit yang dipanen dari para petani akan saya bahas dan jelaskan secara lebih mendetail pada artikel saya selanjutnya

Kesimpulan yang ingin saya sampaikan kepada pembaca semuanya khususnya para pemuda dan yang belum mempunyai pekerjaan yang tetap adalah kita harus pandai melihat peluang bisnis yang ada dan tidak boleh gengsi!!! semua pekerjaan yang baik dan halal harus bersedia dilakukan, tidak perlu berpikir untuk semuanya menjadi pegawai negeri bekerja di pemerintah atau profesi-profesi lainnya karena menjadi petani juga menjanjikan kesejahteraan dan penghasilan yang lumayan untuk saat ini

Meskipun Anda lulusan dari perguruan tinggi dengan pendidikan yang tinggi tidak perlu malu dan gengsi untuk menjadi wirausahawan, menjadi para petani yang sukses juga menjanjikan kesejahteraan dan kemakmuran untuk anda dan keluarga anda.

Selamat mencoba dan berusaha Mencari peluang bisnis apa saja yang bisa anda kembangkan di lingkungan Anda

Terima kasih atas dukungan sahabat semuanya, khususnya @radjasalman, @tucsond, @waterjoe, @f2i5, @alee75, @ridwant dan seluruh anggota komunitas STEEM FOR BETTERLIFE

Terima kasih saya untuk:
Admin : @heriadi, @el-nailul, @irawandedy dan @miftahuddin
Moderator: @sofian88, @liasteem, @mariana4ve dan @klen.civil

CC:
@pennsif

Best Regard
@abialfatih